Jumat, 07 Mei 2010

Rayap dimata pakar dan ahlinya

Dikutip dari blok IPB

Upaya Pengendalian Rayap Di Istana Negara JakartaKamis, 6 April 2006 Salah satu upaya pengendalian rayap yang menyerang Istana Negara Jakarta ialah dengan pemberian umpan berbahan kimia hexaflumuron. Begitu kata Pakar Pengendalian Rayap Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Surjono Surjokusumo Rabu (5/4) di Rumah Rayap Kampus IPB Bogor. Umpan ini diletakkan di tempat strategis dekat sarang koloni rayap berada. Rayap akan segara mengerubuti dan memakan umpan tersebut. Hexaflumuron adalah sejenis zak aktif yang dapat menghambat pengelupasan kulit rayap. ” Serangga atau rayap dalam fase pertumbuhannya, mereka harus mengelupaskan kulitnya. Jika kulit rayap tak mengelupas, maka serangga atau rayap tersebut akan mati,” jelas Surjono.

Ada tiga jenis rayap yang sering menyarang bangunan yakni Captotermes curvignathus, Macrotermes gilvus, dan Cryptotermes Inspiratus. ”Rayap yang menyerang Istana Negara ialah jenis Captotermes curvignathus atau rayap kering,” ujar Surjono. Rayap jenis ini juga banyak menyerang bangunan bertingkat. ”Berdasarkan survei yang tim rayap IPB lakukan, rayap jenis Captotermes mampu menyerang gedungberlantai 35,” tambah Pria kelahiran Cirebon, 7 April 1936 ini.

Captotermes dapat merusak bahan bangunan apa saja yang mengandung unsur selulose atau kayu. Rayap ini merusak gipsun bangunan, furniture, kitchen set dan menghancurkan wallpaper, kertas, buku, serta dokumen-dokumen penting. Di banding rayap lainnya, Captotermes memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah beradaptasi pada lingkungan ektrem, menjangkau obyek tinggi, dan membuat sarang di gedung tinggi.

Faktor-faktor penyebab bangunan berpotensi diserang rayap antara lain kontruksi bangunan(mutu kontruksi, jenis material, mikroklimat), termite hazard class ( peluang terjadi penyerangan rayap), cuaca, kelembapan dan perawatan bangunan. Sebagai tindak lanjut pengendalian rayap, rencananya, bulan Mei nanti, Istana Negara akan direnovasi. ”Di Depok, rayap telah menyerang sekitar 90 persen dari 200 bangunan yang disurvei tim rayap dari IPB,” kata Ir Yudi Rismayadi, salah satu tim rayap IPB yang juga tergabung dalam Protek. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengendalian hama permukiman.

Tim Rayap IPB terdiri dari Prof Surjono Surjokusumo, Prof Dodi Nandika, Prof Rudy C. Tarumingkeng, Dr Farah Diba, Yudi Rismayadi, Msi, Arianana MSi, Asep Somadiputra S.Hut, Ir Pramudi Kintaman, dan Satimo. Tim rayap IPB telah melakukan survei terhadap 6000 bangunan di 16 kota besar se-pulau Jawa. Bangunan itu meliputi gedung pemerintahan dan gedung publik seperti sekolah, rumah sakit, dan perhotelan. ”Hampir semuanya terserang rayap,” tutur Yudi.
(ris)

Tidak ada komentar: